Minggu, 07 Februari 2010

Analisis Struktural Puisi

Analisis Struktural
Puisi Sony Farid Maulana

Kumpulan Puisi: Secangkir Teh

"Tentang Ular"

Di kamar ini, di antara bayang-bayang kelambu

Aku cari wangi tubuhmu. Desis-desis ular dari bayang-bayang

Masih silam- kembali mennggema dalam ingatanku

Lalu firmanNya yang menggetarkan itu

1994


Sajak di atas merupakan kerinduan akan tuhannya (aku liris) dengan cara berdzikir. Si aku berada di dalam kamarnya. Ternyata ia teringat masa lalu yang buruk sehingga bayang-bayang kelam menghantuinya. Karena bayang-bayang kelam itu (yang selalu mengganggu, tidak terlihat), si aku mencari-cari wangi tubuhmu. Maksudnya yang menghubungkan ia dengan Tuhannya agar bayangan silam tersebut teratasi.

Berkat harumnya tasbih yang ia lantunkan dengan desis-desis (seperti halnya desis ular) yang si aku desiskan sehingga bayang-bayang telah sedikit banyaknya memudar. Kemudian, tiba-tiba bayang silam datang kembali dengan menggema dalam ingatan si aku. Lalu, dengan kekuatan firmanNya (ayat-ayat Tuhan) yang menggetarkan itu. Maksudnya, menggetarkan seluruh anggota badannya serta bayang-bayang silamnya sehingga redalah, dan aku lirispun menyadari akan semua kesalahan masa lalunya.

Kurang lebih, hasil memparafrasekan di atas seperti itu. Pada sajak yang berjudul Tentang Ular ini mengibaratkan desisnya ular yang serupa dengan desisnya manusia ketika berdzikir, memohon ampun kepada Tuhan, karena perbuatannya yang salah sehingga bayangan-bayangan selalu menghantui pikiran dan imajinasinya. Oleh karena itu, mengenai Tentang Ular ini bukan menceritakan segala bentuk apapun dari ular yang seperti kita kenal, melainkan desisnya ular. Seperti pada kata-kata: desis-desis ular dari bayang-bayang. Yang harus diketahui juga, bukan sekedar berdesis seperti halnya ular, tapi desisnya manusia ini memintakan ampunan kepada Yang Maha Kuasa. Seperti pada kata-kata: Lalu firmanNya yang menggetarkan itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar